Exercise is important! Setiap harinya tubuh kita memproses nutrisi yang dibutuhkan untuk beraktifitas. Energi yang tidak terpakai atau berlebih akan disimpan dalam bentuk lemak. Ya, lemak! Lipatan di perut, gumpalan di pipi, dan timbunan di lengan adalah salah satu contoh energi berlebih yang disimpan oleh tubuh. Jika dibiarkan terlalu banyak energi yang berlebih ini akan berdampak jelek pada tubuh seperti meningkatnya resiko serangan jantung. deathstroke, bahkan kanker! Maka dari itu olah raga menjadi aktifitas yang penting untuk menjaga kesehatan. Jenis-jenis olahraga yang murah dan populer banyak mulai dari jogging, home exercise, senam, goreng tahu bulat dan lainnya. Kalau kalian yang tidak kuat jogging atau lari seperti saya kalian bisa memilih alternatif yang ringan yaitu berjalan jauh! Menurut saya jalan jauh lebih efektif daripada jogging di GSP karena kalau jogging di GSP saya hanya kuat maksimal 2 atau 3 putaran yang kalau ditotal saya hanya berlari sekitar 2 kilometer, namun apabila berjalan saya kuat sampai 14 kilometer pulang pergi. Peralatannya yang dibutuhkan pun sederhana, kita hanya butuh sepatu, air minum 1,5 liter, tas ransel, dan ponsel beserta headset apabila berjalan sendiri namun apabila bersama teman tidak usah membawa headset. masa temennya mau dianggurin?
Sebelumnya saya sudah pernah melakukan olah raga jalan jauh ini. Saya sudah pernah berjalan dari kost saya di jalan Kaliurang KM 6 sampai ke Pasar Kembang. gw ga mampir lho ya Percaya atau tidak saya pernah turun sekitar 5 kilo dengan berjalan ke Sarkem dulu. Tadi sekitar pukul 4 sore saya memulai berjalan bersama teman saya Tito dan Xballz. Kami berjalan dari kampus kami di jalan Colombo sampai ke Alun-alun Selatan Kraton Yogyakarta. Kami memutuskan berjalan pun secara spontan. uhuy! Dengan adanya keinginan bersama, peralatan seadanya, dan waktu yang ada kami pergi. Rute yang kami ambil adalah melewati jalan tikus di dekat kos Xballz yaitu Samirono lalu tembus ke mall Galeria lanjut kami ambil arah menuju UKDW setelah itu kami berbelok menuju arah Kridosono dan mengambil jalan melewati Lempuyangan setelah itu kami berjalan ke arah jalan tembus ke Malioboro dan sampai akhirnya kami sampai di 0 KM dan beristirahat sejenak disana.
Ada cerita-cerita goblok konyol saat kami berjalan. Waktu kami berjalan di Lempuyangan, kami melihat cewek SMA berjalan menuntun motornya. Langsung saja kami dekati dan tanya kenapa dengan motornya. Mbak-nya yang terlihat kaget dan takut dengan kami menjawab dengan gugup kalau motornya kehabisan bensin. Kami pun menawarkan untuk membantunya dengan mendorong motornya dan dia pun menolak, mungkin karena takut dengan wajah-wajah yang brewokan dan dandanan kami serba hitam layaknya keamanan acara OSPEK. Lalu cerita selanjutnya adalah saat sebelum mulai berjalan, si Tito menawarkan agar saya memakai sepatu crocs-nya dia saja ketimbang memakai sendal jepit saya. Karena kami memutuskan jalan ini spontan jadi saya belum sempat mempersiapkan apapun jadinya saya memakai sendal jepit. Saya yang membandel ini bilang kepadanya kalau tidak usah saja, sendal jepit saya ini kuat. Lalu saat kami mulai berjalan di tengah jalan teman saya si Xballz tidak sengaja menginjak sendal saya saat berjalan dan sendal saya pun putus! Teman-teman saya pun lantas tertawa, bahkan sampai ada bule yang saat itu sedang berjalan ikut tertawa juga. kurang ajar dasar Sendal saya yang sebelumnya sudah pernah rusak ini saya coba benahi lagi agar tetap bisa melakukan perjalanan. Saya teruskan berjalan dengan sendal yang butut rusak ini sampai akhirnya kami beristirahat di 0 KM. Sesampainya di 0 KM pada sekitar jam 6 sore, saya melihat ada tali rapia yang terikat di Monumen Cinta (Semacam monumen berbentuk hati dimana banyak sekali gembok terpasang disana, layaknya Jembatan Cinta di Prancis) di 0 KM. Langsung saja tali rapia itu saya potong dan saya gunakan untuk jury rigging (Jury rigging adalah memperbaiki sesuatu dengan seadanya dengan bahan yang konvensional, lebih jelasnya bisa googling sendiri) sendal jepit saya yang bobrok rusak. Sialnya lagi walau sudah saya ikat tetap saja kurang kokoh. dan gw udah kayak gembel Akhirnya Tito menyarankan saya untuk membeli sendal baru karena ada warung di dekat sana yang menjual sendal jepit. Saya yang waktu itu enggan karena ingin menyimpan saya untuk pergi ke Solo bersama teman-teman saya besok lusa pun menolak, tapi teman saya Tito bilang kalau dia masih berhutang uang 8 ribu kepada saya saat dia makan tadi siang. Akhirnya saya pun membeli sendal jepit baru dengan uang itu, ditambah oleh Xballz yang mungkin merasa bersalah juga telah merusakkan sendal saya. Saya pun membeli sepasang sendal jepit berwarna hijau seharga 15 ribu di warung dekat Alun-alun Utara. miris coy jauh-jauh jalan cuman buat beli sendal jepit
Potret ke-ngenes-an teman saya si Xballz di 0 KM tadi oleh teman saya si Tito |
Setelah membeli sendal baru, cie perjalanan kami lanjutkan dengan memutari Alun-alun Utara dan lanjut berjalan ke Alun-alun Selatan. Setelah berjalan sekitar 2 kilometer kami pun sampai di tempat tujuan. Di Alun-alun Selatan saya, Tito, dan Xballz berjalan memutarinya. Disana terlihat sangat ramai banyak orang-orang yang menghabiskan waktu baik bersama keluarga, teman bahkan pacar. Banyak orang yang sekedar duduk lalu mengobrol seraya menikmati jajanan khas Alun-alun Selatan seperti wedang ronde, bakso tusuk, tahu bulat, dan lainnya. Selain itu juga ada yang menyewa becak hias yaitu sebuah becak yang bisa dikayuh oleh maksimal 4 orang yang dihias sedemikian rupa membentuk mobil seperti VW kodok dan dihiasi dengan lampu warna-warni. Becak hias yang bertarif 30 ribu untuk 2 putaran ini sangat populer karena menjadi objek untuk selfie dan nantinya diunggah ke media sosial seperti Instagram.
Kami yang sampai di Alun-alun Selatan dengan perut keroncongan ini langsung memutuskan untuk mencari makan. Saya menyarankan kepada Tito untuk mencari tempat makan di ponsel iPhone-nya. Dia menyarankan untuk pergi ke Olive dan kami menyetujuinya. Kami memutuskan ini sembari berjalan mengitari Alun-alun Selatan dan jalan menuju Olive sudah kami lewati tadi dan akhirnya Tito memutuskan agar kami berjalan 1 putaran lagi lalu berbelok pada jalan menuju Olive. Saya mengiyakannya saja karena saya ingin membakar lebih banyak lemak saya. selo abis Sesampainya kami di Olive saya kami makan baknya orang yang belum pernah makan dari SD. Saya memesan ayam dada lembut dengan 2 nasi, Xballz memesan ayam dada lembut dengan 1 nasi, dan Tito memesan dada tulang dan nasi sejumlah 2. kelaparan lo ya to? Belum cukup juga, saya sampai mengambil es teh sisa mbak-mbak yang makan tadi di meja kami. Saya yang orangnya tidak suka melihat makanan dan minuman yang tersisa langsung saja mengambil es tehnya setelah mbak-mbak-nya pergi. Selain itu juga saya melihat es teh mbak-nya masih banyak layaknya tidak tersentuh jadi menurut saya mubazir kalau dibiarkan saja. fakir bener dah gw
Selesai makan kami memutuskan untuk pulang dengan naik Trans Jogja karena saat itu Xballz ingin pulang ke kampung halamannya di Wonogiri pada malam ini juga jadi agar tidak kemalaman maka kami pulang naik bus. Kami naik Trans Jogja kode 3B dari halte di dekat Jokteng kulon menuju ke halte di dekat Samsat. Sesampainya di halte kami memutuskan untuk berjalan saja ketimbang menunggu bus 1B atau 2A yang bertujuan ke halte Colombo. Setelah berpisah dengan Xballz di depan Indomaret Point Colombo saya melanjutkan berjalan bersama Tito menuju Kopma UNY untuk berbelanja lalu ke kost-nya Tito untuk beristirahat sejenak.
Berjalan memang melelahkan. Ratusan hingga ribuan langkah telah kami tempuh, namun kami tidak lelah karena kami berjalan bersama. Itulah enaknya kalau berjalan bersama teman, ada teman untuk mengobrol sehingga lelah berjalan akan tidak terasa selama perjalanan. Besok lusa tepatnya tanggal 12 saya, Tito, Xballz, Ade, Ika, dan Bunga berencana untuk ke Solo menaiki kereta lalu sesampainya disana kami akan berjalan menuju tempat yang akan ditentukan nanti. Kami merencanakan ini secara spontan karena biasanya perjalanan yang telah direncanakan akan jadi wacana saja. Terbukti sudah berapa kali saya dan teman-teman merencanakan pergi ke suatu tempat, namun tidak jadi karena beberapa orang tidak bisa dan menjadi kendala. Maka dari itu spontanitas tanpa batas adalah kunci dari perjalanan yang menyenangkan!