Making
short-films weren’t easy, but it’s addicting. Dahulu kala saat penulis adalah
seorang mahasiswa baru, dia tertarik dengan suatu sub-divisi himpunan mahasiswa
Pendidikan Bahasa Inggris yang bernama EDSA atau English Departement Student
Association. Sub-divisi ini bergerak di bidang diskusi film dan pembuatan film
pendek yang bernama EMAC atau English Movie Appreciation Community. Disana sang
penulis mendapat pengalaman banyak dalam hal perfilman, baik dalam diskusi
maupun saat pembuatannya. 3 Tahun berproses di EMAC, penulis telah
berkontribusi sedikit dalam pembuatan film untuk EMAC yang bisa dilihat di
channel YouTubenya (Silahkan dikunjungi dan ditonton film-filmnya). Menginjak
semester-semester akhir, penulis off dalam pembuatan film-film pendek yang biasanya
dibuat 3-4 kali dalam setahunnya untuk mengisi beberapa acara hima.
Beberapa kali penulis ingin mengikuti lomba-lomba film
pendek, namun karena kesibukan anggota semester atas dan adik kelas yang masih
mengurusi acara hima akhirnya hanya terwujud 1 kali dan itu pun tidak juara.
Pada akhirnya pertengahan September ini dia melihat sebuah pengumuman lomba
se-universitas yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat
universitas. Disana terdapat bermacam-macam lomba dan salah satunya ada lomba film
pendek. Semangat sinematografi penulis pun terbakar setelah melihat pengumuman
itu. Dia merasa bahwa saat ini dia dan teman-teman EMAC angkatan atas bisa
mengikutinya dikarenakan pada semester 7 ini bisa dikatakan semester yang sela
karena hanya ditawarkan mata kuliah sebanyak 4 SKS (kecuali yang mengulang).
Kebetulan juga penulis saat ini telah dipinjamkan oleh ayahnya sebuah kamera
beserta tripod-nya yang dapat mendukung proses pembuatan film. Saat ini dia
sedang merasa semangat ’45 untuk melanjutkan kegiatan yang dia suka dan
rindukan itu. Harapannya penulis dan kawan-kawannya dapat menyabet juara walau
sebenarnya berproses bersama teman-teman lama yang susah senang telah dirasakan
bersama dan mengenalkan apa itu EMAC kepada seluruh fakultas di UNY sudah
lumayan cukup membuat penulis senang. Ya, kita lihat nanti namun seperti slogan
yang pernah penulis dengar di salah satu acara talkshow di saluran televisi swasta
yang penting itu adalah niat, kalau ga sanggup ya sanggupin! Potong tipis, iris
manis, shikat miring!
Penggiat Film Pendek