Sumber gambar: Fanpage Black Panther |
Black Panther, 1 lagi mahakarya persembahan
dari Marvel Studios. Film MCU pembuka 2018 ini memang mencuri banyak perhatian
dari para fans film superhero. Trailernya saja menduduki trailer film superhero
yang paling banyak ditonton nomor 2 setelah Avengers Infinity War yang buatan
Marvel Studios juga. Satu kata untuk film ini adalah revolusioner. Film ini
menurut saya adalah film yang merevolusi film Marvel lainnya. Soundtrack
trailernya pun menyebutkan kata “revolution”. Apakah ini kebetulan? Tentunya
tidak! Disini saya akan mengupas mengapa film ini revolusioner menurut saya. Bagi
yang penasaran kenapa judul review saya seperti diatas itu karena saat saya
menonton Black Panther pada saat bagian “telah lulus sensor” malah Dilan 1990
yang ditulis disana. Untungnya yang diputar masih film Black Panther, kalau
tidak saya akan balik badan meminta refund karena saya datang untuk melihat
orang Afrika bergumul melawan penjahat dengan memakai kostum kucing hitam,
bukan sepasang remaja berdebat tentang mana yang lebih berat diantara rindu dan
skripsi.
Oh ya review ini merupakan pendapat saya pribadi dan mengandung sedikit SPOILERS,
jadi jika anda belum menonton Black Panther sebaiknya jangan melanjutkan
membaca.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Come at me, bro! Sumber gambar: https://www.inverse.com/article/41310-black-panther-marvel-wakanda-t-challa |
Okay, here goes. Pertama saya akan membahas hal yang paling saya notice yaitu laga atau action. Laga pertarungan Wakandan Panther berbeda dengan film-film Marvel sebelumnya. Disini kentara adegan berkelahi T’Challa dengan musuh-musuhnya terlihat tertata rapi dengan koreografi ciamik. Pertarungan T’Challa vs M’Baku dan T’Challa vs N’Jadaka dikemas asik sehingga terlihat sedap dipandang. Pertarungan kesukaan saya adalah pertarungan T’Challa vs N’Jadaka saat mereka bertarung. Beberapa kali adegan baku hantam ini disunting dengan apik. Tidak memakai shaky cam dan banyak cut layaknya film action pada umumnya sehingga giving and selling saat mereka trading blows terlihat seperti mereka bertarung layaknya asli. Perhelatan emosi terlihat saat mereka bertarung pada ritual penobatan raja baru. Selain itu laga nomor dua yang saya sukai dari pertarungan mereka adalah saat mereka bertarung di tambang Vibranium, lengkap dengan kostum dan kekuatan mereka. Mereka berbaku hantam saat terjun ke tambang Vibranium, dengan pengambilan gambar yang menunjukan perhelatan laga di udara. Keduanya bertarung sekuat tenaga dengan segala kemampuan yang ada. Adegan laga di tambang Vibranium ini mengingatkan saya pada pertarungan Goku vs Vegeta untuk pertama kalinya di serial anime Dragon Ball Z entah kenapa. Mungkin karena pada kedua pertarungan tersebut mereka-mereka yang bertarung mengerahkan seluruh kemampuan mereka dan terlihat seimbang, penentuan menang kalah akan ditentukan dengan otak mereka.
Satu lagi adengan laga yang saya suka adalah
perang sipil Wakanda yang epic. Disini kita disuguhkan dengan pertarungan
antara Dora Milaje melawan Border Tribe. Dari sini saya mendapat bagaimana
epicnya nanti Infinity War. Dora Milaje yang dipimpin oleh Michonne eh maksud
saya Okoye ini tak hanya punya kekuatan tapi juga kecepatan dan daya tahan yang
kuat. Mereka adalah SWAT nya Wakanda yang dilatih keras dan diberi peralatan
canggih yang terbuat dari Vibranium. Sama halnya dengan Border Tribe dimana
mereka adalah pasukan penjaga perbatasan Wakanda yang digambarkan tangguh dan fleksibel
layaknya prajurit romawi, lengkap dengan formasi phalanx mereka saat mengepung
T’Challa dan Dora Milaje. Saya harap mereka nanti muncul saat Infinity War
untuk menunjukkan kemampuan mereka lagi melawan prajuritnya Thanos nanti.
Hal revolusioner yang kedua adalah makna. Menurut
saya banyak penggambaran dan simbol-simbol tertentu yang bisa digali lebih
dalam maknanya, namun hal yang ingin saya bahas adalah motif dari the big bad
alias Erik “Killmonger” Stevens alias N’Jadaka. Motif N’Jadaka bisa disimpulkan
dengan 1 kata yaitu balas dendam, tapi bukankah motif Zemo di Captain America
Civil War juga balas dendam? Lantas apa yang membuat motif N’Jadaka berbeda
dengan Zemo? Jawabannya adalah revolusi. N’Jadaka ingin memulai sebuah revolusi
tertunda dari ayahnya karena ia lelah melihat dunia dari bagian yang ia
pandang. Dunia dimana tanah bangsa Afrika dan diasporanya dipenuhi dengan perang
berkelanjutan, penindasan, kelaparan, dan lainnya. N’Jadaka mempunyai dua buah
background di film ini. Selain ia seorang yang dibesarkan di lingkungan Afrika-Amerika, ia juga seorang mempunyai darah kerajaan Wakanda. N’Jadaka yang
hidup di Amerika Serikat pinggiran di daerah ghetto dimana sebagian besar orang
Afrika-Amerika hidup disana. Kehidupan di ghetto memang keras dimana gangster,
narkoba, dan kriminal meraja lela disana. Kenapa Wakanda yang canggih nan
futuristik ini tidak membantu bangsa Afrika dan diasporanya? Mengapa secara turun temurun Wakanda
hidup terisolasi dengan dunia menolak memberi dan menerima bantuan dari bangsa
lain? N’Jadaka yang hidup sendiri ditinggal ayah dan saudaranya pun memandang
dunia, khususnya Wakanda sebelah mata. Seorang anak kecil penyuka olahraga
basket ini bertumbuh dewasa menjadi seorang tentara black ops berdarah dingin, manipulatif dan penuh dendam.
The Human Torch AKA Erik Stevens AKA Killmonger AKA N'Jadaka Sumber gambar: https://www.mid-day.com/articles/michael-b-jordan-underwent-intense-training-for-black-panther/19046187 |
Ambisinya akan revolusi ia rencanakan matang-matang mulai
dari merebut tahta Wakanda sampai "menunjukkan" kepada bangsa Afrika dan diasporanya bagaimana cara "melawan" penindas mereka. Bukan hanya revolusi dirinya yang akan menjadi seorang tiran,
namun juga revolusi identitasnya sebagai seorang yang tumbuh di lingkungan yang
tertindas. Orang Afrika-Amerika kadang dipandang sebelah mata sebagai orang
yang tidak teredukasi, kriminal, dan berwawasan sedikit. Stereotip ini lah yang
ingin dia ubah. Dia akan membuktikan dunia bahwa seorang bocah dari Oakland
bisa merubah bagaimana dunia ini bekerja dengan ambisinya. Namun, revolusi
dimanapun akan memakan korban. Berulang kali hal tersebut terjadi dan sudah
menjadi bukti. Lihat saja revolusi Rusia pada tahun 1917 dan Indonesia tahun
1998 contohnya. Seorang yang dulunya ditindas kini menjadi penindas. Sama
halnya N’Jadaka yang hidup di ghetto kini menjadi seorang diktator di Wakanda,
mencerminkan pada sejarah Stalin dan Soeharto. Lihat saja, begitu N’Jadaka
berhasil merebut tahta Wakanda apa yang kita lihat? Sebuah scene dimana ia berjalan
perlahan menuju tahta, yang diambil dari angle yang awalnya terbalik lalu
berangsur menjadi normal. Saya rasa ini merupakan penggambaran bahwa revoulsi N’Jadaka
berhasil memutar balikkan Wakanda yang dulunya negara kecil yang mostly keep it
to themselves menjadi Wakanda yang tyranical layaknya Superman di video game Injustice:
Gods Among Us.
Yang ketiga yang ingin saya bahas adalah efek.
Sudah bukan hal yang aneh jika film superhero penuh dengan efek komputer. Mulai
dari pemandangan pemanis di belakang sampai ke ledakan menggelegar membahana
pada saat adegan laga. Tentunya efek patut digunakan sesuai porsinya, apabila
terlalu banyak mata sama saja kita menonton film animasi. Di film Black Panther
sendiri saya rasa efeknya sudah cukup sesuai dengan porsinya, tidak kurang dan
tidak lebih. Efek di film digunakan pada adegan yang memang memerlukan efek
seperti saat adegan kejar-kejaran mobil, penggunaan hand cannon Klaue dan
Shuri, penyerapan energi kinetik oleh kostum T’Chala, dan penggambaran Wakanda.
Negara miskin yang bernama Wakanda Sumber gambar: https://hdqwalls.com/download/1280x800/black-panther-2017-8k |
Yang saya ingin garis besari disini adalah
penggambaran Wakanda. Tentunya membuat sebuah kota tradisional namun futuristik
memerlukan gabungan antara properti tradisional dan efek komputer. Disini
penggabungan kedua hal tersebut menurut saya cukup halus. Properti-properti
tradisional untuk menunjukkan kesan suasana di Afrika terkemas halus dengan
balutan efek komputer sebagai background futuristik dimana gedung, kendaraan, dan
pencahayaan menjadi ciri khas untuk Wakanda sendiri. Atmosfir Afrika yang
tradisional ditambah dengan teknologi dari Vibranium membuat penggambaran
retrofuturism Black Panther patut diacungi jempol menurut saya.
Ya, ketiga hal yang saya sebutkan diatas
merupakan alasan saya kenapa film Black Panther ini revolusioner menurut saya.
Ketiga hal tersebut saya puji karena telah membuat saya terinsipirasi untuk
membuat tulisan ini. Namun, dibalik semua itu saya juga ingin memberi pendapat
saya tentang beberapa hal menurut saya kurang di film tersebut.
Yang kurang menurut saya di film Black Panther
adalah pengemasan jokes alias lelucon. Film Marvel Studios memang terkenal
salah satunya karena film superhero yang dipenuhi laga namun juga dapat
disisipkan lelucon untuk menurunkan emosi penonton. Saya rasa Black Panther
memang jokesnya tidak sekental kedua film Marvel sebelumnya yaitu Guardian of
the Galaxy Vol 2 dan Thor Ragnarok dimana penonton dikocok perutnya dengan
kelakar para tokoh tokohnya yang ada-ada saja. Memang, Black Panther merupakan
film yang origin story yang serius,
namun pengemasan jokesnya banyak membuat penonton tidak tertawa bahkan gagal
paham. Pada saat saya menonton bersama adik saya hanya kami dan beberapa orang
yang dapat tertawa dari lontaran guyon film Wakandan Panther ini selebihnya
hanya diam melongo tidak mengerti mengapak kami tertawa. Menurut saya jokes
terlucu di film ini adalah saat T’Challa memutuskan untuk Wakanda akan membantu
dunia dengan segala kemampuan mereka dan para diplomat meremehkan Wakanda
dengan bertanya “Apa yang negara miskin seperti Wakanda bisa lakukan?”
Ya, mereka hanya miskin dengan mobil terbang, pesawat otomatis, dan tanaman
pemberi kekuatan super yang mempunyai mata-mata di seluruh belahan dunia dan
segunung metal yang tidak bisa dihancurkan bernama Vibranium. Apa sih yang
mereka bisa lakukan?
"They're just savages!" Sumber gambar: https://www.bleedingcool.com/2018/02/15/black-panther-winston-duke-mbaku/ |
Begitulah beberapa hal yang dapat saya
sampaikan tentang film Black Panther yang revolusioner ini. Tulisan pendek ini
saya buat atas pendapat saya pribadi sehingga belum tentu 100% benar. Jika ada
yang tidak setuju atau ingin memberikan pendapatnya saya tunggu di kolom
komentar. Jangan hanya beli tiket bioskop lalu tiketnya di-snapgram atau bahkan
lebih parah lagi kalau adegan filmnya yang di-snapgram. Lebih baik membuat
tulisan dan berbagi ide dengan sesama, betul gak?
WAKANDA FOREVA’! Sumber gambar: https://www.youtube.com/watch?v=xjDjIWPwcPU |